Kampus Cinta Tanah Air

 

Pernah Kuliah Di Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Rek

Pernah memimpikan waktu masih kecil nanti kalau sudah besar akan sekolah disekolah yang mempunyai karakter berjiwa nasionalis juga religius, yang menjunjung nilai-nilai sesuai apa yang digambarkan oleh orang tua, mempunyai gaya toleran yang tinggi, benar setelah dewasa dan hampir tua, karena waktu kuliah usia sudah melebihi usia teman-teman yang baru saja lulus dari SMA sekitar 8 tahun lebih tua dari kebanyakan mahasiswa, kalian yang pernah tanya bolehkah usia sudah udur untuk kuliah di UNISKA ya jawab saya sangat boleh , sebagai contoh saya lah pelakunya. Kenapa kampus ini sangat toleran, karena kampus ini sangat menghargai perbedaan bagi siapa saja yang mau kuliah baik dari latar belakang apapun yang penting masih mencintai NKRI sebagai final bentuk negara Indonesia, kami menemukan atau beberapa teman dari berbagai agama, dan berbagai suku mulai jawa, Osing, Batak smpai teman dari suku Fak-fak atau bugis yang kesemuanya dari luar pulau jawa. Jadi kampus ini menerima calon mahasiswa dari seluruh kalangan tanpa ,membedakan latar belakang.


Pesan orang tua juga carilah tempat belajar yang “tengah-tengah” tidak ektrim kiri maupun kanan, benar setelah saya kuliah disini ternyata ketua umum yayasan yang menaungi kampus ini ini adalah seorang Kyai yaitu KH. Anwar Iskandar yang saya ketahui bahwa beliau adalah penggagas sekaligus pendiri forum kerukunan umat beragama serta keyakinan di Kediri, yang pasti apa yang beliau sampaiakan kepada seluruh orang yang ada di dalam yayasan yang beliau pimpin pasti sifat tengah-tengah ini, karena pasti dari berbagai agama dan kerukunan pasti mempunyai berbagai penfapat dan pandangan yang berbeda, namun bagaimana sang ketua yayasan bisa menjadikan apa yang berbeda tersebut menjadi solusi tengah khususnya bagi umat yang berbeda agama  umumnya bagi semua warga Kediri sampai seluruh warga Negara.

Pesan selanjutnya dari orang tua adalah bagaimana kita mencari yang seimbang antara penggunaan keputusan yang diambil, disamping dari data yang disampaiakan oleh pakar juga dari sumber rujukan agama yang kuat, nilai ini kami temui ketika kami sedang dikelas, meskipun kami di ajari dengan teori-teori dari pakar kontemporer ternyata dosen kami juga mengambil catatan dari ulama yang kita ketahui bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Bahwa waktu itu dosen kami mengambil kalua gak salah itu buku yang bertuliskan arab tanpa harkat, yang kita ketahui bahwa itu adalah kitab kuning, atau kitab karya ulama salafus sholih, beliua sang dosen mengajarkan kami bait-bait nadhom dan juga kajian yang dari kitab tersebut, dosen tersebut adalah Kyai Sumanan Hidayat (Allohumafirlalu war hamhu wakfuanhu) seorang pengasuh dan juga pengurus Nahdlatul Ulama Cabang Nganjuk.

Pesan selanjutnya carilah tempat yang belajar yang menjunjung nilai keadilan, disini kami belajar ilmu hukum yang menarapkan prinsip keadilan dan harus menjunjung tinggi hukum yang ada dan yang berlaku, disini ada LBH atau lembaga bantuan hukum bagi siapa saja yang membutuhkan keadilan, dan juga bagi mahasiswa yang merasa dirinya kurang cakap dalam hal finansial disini disediakan berbagai beasiswa dengan penekanan keadilan bahwa siapa yang berhak mendapat beasiswa benar-benar sesuia dengan batas kemanpuan finansial.

Sesuai dengan Visi dan misi UNISKA yaitu Menjadi Universitas berstandar nasional mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi  dibidangnya, berjiwa juang dan wirausaha yang Islami pada tahun 2030, kami mendapatkan itu semua, terlebih sekarang rektornya salah Prof Ali MAschan Moesa, beliau adalah sosok kyai yang juga intelektual, dengan beliau pasti visi misi tersebuta kan tercapai. Tercapainya muslim yang nasionalis berwirausaha serta melaksanakan akhlak-aklak yang sepatutnya, serta selalu menjunjung Tridharma perguruan tinggi serta nilai-nilai Pancasila terlebih yayasan yang menaungi adalah Yayasan Bina Cendekia Muslim Pancasila

 

0 Comentarios

Follow Me On Instagram